Minggu, 31 Maret 2013

Strategi Sukses Hadapi UN

Menjelang Ujian Nasional siswa tahun akhir di berbagai jenjang terus mempersiapkan diri agar dapat menaklukkan berbagai soal yang diujikan sehingga dapat lulus dan tidak perlu mengulang. Namun, tanpa strategi persiapan yang tepat, hasilnya tentu tidak akan optimal pada saat ujian.


1. Tak sekadar menghafalLangkah pertama adalah penguasaan bahan yang akan diujikan. Yang dimaksud pada penguasaan bahan ini bukan sekadar menghafal semua materi yang ada. Namun, agar lebih mudah, biasakan diri berlatih soal untuk mengaplikasikan rumus yang ada dengan tepat.

2. Rajin evaluasi diri
Langkah kedua adalah rajin melakukan evaluasi diri. Ini berkaitan dengan latihan soal yang dilakukan oleh siswa. Latihan saja tidak cukup apabila tidak dievaluasi dengan baik. Evaluasi ini tidak hanya sekadar menilai benar dan salah, tetapi juga harus dievaluasi durasi pengerjaan soalnya.

3. Istirahat juga dong...
Langkah ketiga adalah membagi waktu antara belajar dan melepaskan penat. Saat menjelang UN, anak-anak biasanya belajar tiada henti dan ikut berbagai macam try out. Hal ini akan bermasalah jika tidak ada jeda untuk meregangkan pikiran dan dapat berakibat anak mengalami stress.

4. Berdoa
Langkah terakhir tentu saja berdoa agar diberi kelancaran. Tidak heran jika banyak sekolah yang kemudian menggelar doa bersama saat menjelang UN. Dengan berdoa ini, siswa dan guru dapat memperoleh ketenangan tersendiri sebelum dan saat UN.

Sumber:  http://edukasi.kompas.com/read/2013/03/27/09471068/4.Strategi.Sukses.Hadapi.UN.2013

Senin, 25 Maret 2013

Pembelajaran Konstruktivisme

Konstruktivisime merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam diri manusia. Unsur-unsur konstruktivisme telah lama dipraktekkan dalam proses belajar dan pembelajaran baik di tingkat sekolah dasar, menengah, maupun universitas, meskipun belum jelas terlihat.

Berdasarkan faham konstruktivisme, dalam proses belajar mengajar, guru tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta didik dalam bentuk yang serba sempurna. Dengan kata lain, pesera didik harus membangun suatu pengetahuan itu berdasarkan pengalamannya masing-masing. Pembelajaran adalah hasil dari usaha peserta didik itu sendiri. Pola pembinaan ilmu pengetahuan di sekolah merupakan suatu skema, yaitu aktivitas mental yang digunakan oleh peserta didik sebagai bahan mentah bagi proses renungan dan pengabstrakan. Fikiran peserta didik tidak akan menghadapi kenyataan dalam bentuk yang terasing dalam lingkungan sekitar. Realita yang diketahui peserta didik adalah realita yang dia bina sendiri. Peserta didik sebenarnya telah mempunyai satu set idea dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif terhadap lingkungan mereka.Untuk membantu peserta didik dalam membina konsep atau pengetahuan baru, guru harus memperkirakan struktur kognitif yang ada pada mereka. Apabila pengetahuan baru telah disesuaikan dan diserap untuk dijadikan sebagian daripada pegangan kuat mereka, barulah kerangka baru tentang sesuatu bentuk ilmu pengetahuan dapat dibina.

John Dewey menguatkan teori konstruktivisme ini dengan mengatakan bahwa pendidik yang cakap harus melaksanakan pengajaran dan pembelajaran sebagai proses menyusun atau membina pengalaman secara berkesinambungan. Beliau juga menekankan kepentingan keikutsertakan peserta didik di dalam setiap aktivitas pengajaran dan pembelajaran.

Ditinjau persepektif epistemologi yang disarankan dalam konstruktivisme, maka fungsi guru akan berubah. Perubahan akan berlaku dalam teknik pengajaran dan pembelajaran, penilaian, penelitian dan cara melaksanakan kurikulum. Sebagai contoh, perspektif ini akan mengubah kaidah pengajaran dan pembelajaran yang menumpu kepada kemampuan peserta didik mencontoh dengan tepat apa saja yang disampaikan oleh guru, kepada kaidah pengajaran dan pembelajaran yang menumpu kepada kemampuan peserta didik dalam membina skema pengkonsepan berdasarkan pengalaman yang aktif. Ia juga akan mengubah tumpuan penelitian dari pembinaan model berdasarkan kaca mata guru kepada pembelajaran sesuatu konsep ditinjau dari kaca mata peserta didik.